Surabaya, halonotariat.id – Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Pengurus Wilayah (Pengwil) Jawa Timur (Jatim) menyelenggarakan Konferensi Wilayah (Konferwil) di Dyandra Convention Centre Surabaya (22/1/2022). Dengan tema “Konfrensi Wilayah sebagai momentum penguatan etika dan budaya berorganisasi serta profesionalitas PPAT”.
Ketua Panitia Pelaksana, Justiana, SH., mengatakan bahwa seluruh jumlah anggota IPPAT di Jawa Timur terdiri dari 2.370 PPAT aktif. Dalam pelaksanaan Konferwil IPPAT Jatim ini, seluruhnya telah diumumkan secara tertulis melalui pengurus daerah (pengda) masing-masing 30 hari sebelum pelaksanaan konferwil pada hari ini.
Hal tersebut lanjutnya untuk memenuhi ketentuan pasal 19 ayat 6 AD/ART IPPAT. Dan Peserta yang hadir dalam konferwil IPPAT Jatim pada hari ini, telah mendaftar dan memenuhi sebagai peserta berjumlah 490 anggota.
“Dikarenakan saat ini masih dalam kondisi covid, sehingga kami hanya memperoleh ijin dari gugus covid sebanyak 500 peserta dengan ketentutan pelaksanaannya harus menjalani prokes. Alhamdulillah telah terpenuhi,” ujar Justiana.
Hadir dalam undangan ketua umum (Ketum) PP IPPAT, Dr. Hapendi Harahap, SH., SpN., MH., beserta jajarannya, Wakil Gubernur Jatim, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc., beserta jajarannya, Perwakilan dari BPN Kanwil Jatim, Perwakilan dari BPN Surabaya 1 dan 2., Direktur RS. PHC Surabaya, Ketua prodi UNAIR, Univ. Brawijaya, Univ.Narotama dan Unisma, Ketua APERSI Jatim, emiritus ketum INI dan IPPAT, Wawan Setiawan, SH., Dewan Kehormatan dan Penasehat INI-IPPAT Jatim, ketua Pengda seluruh Jatim dan pihak Kepolisian Daerah Jatim.
“Tak terasa sudah 3 tahun amanah yang diberikan oleh anggota kepada saya sebagai Ketua Pengwil jatim IPPAT. Sebagaimana yang tertuang di dalam AD/ART IPPAT adalah menjadi suatu kewajiban untuk menyelenggarakan konferwil ,” Ungkap ketuwil Jatim IPPAT, Dr. Isy Karimah Syakir, SH., MH., MKn., dalam sambutannya.
Lanjutnya tentu suka dan duka banyak yang telah dilalui bersama. untuk itu, tidaklah berlebihan bahwa dirinya menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada seluruh pengurus Jatim IPPAT yang sudah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, bahkan materinya untuk bersama-sama menjalankan roda organisasi IPPAT.
Dirinya menceritakan sejarah terjadinya pemekaran yang berasal dari terbitnya Perkaban 2/2018 mengenai lembaga baru sebagai Pembina dan Pengawas Jabatan PPAT (MP3P, MP2W dan MP2D) yang tentunya berdampak pada organisasi di Jatim dan adanya pemekaran dari 18 Pengda menjadi 35 Pengda sehingga memberikan kepercayaan kepada potensi -potensi baru di daerah untuk menjadi pimpinan di daerahnya masing-masing.
“Guyub rukun sak lawase adalah jiwa kita di Jatim yang harus kita pegang dalam menjalankan serta merawat dan membesarkan organisasi kita (IPPAT)tercinta. Adapun adanya perbedaan baik itu suku,agama,usia bahkan perbedaan pendapat tentunya tidaklah menjadi suatu halangan namun menjadikan kita semakin kaya dalam berwawasan dan saling asah,asih dan asuh”, Pungkas Isy.
Dalam Kesempatan yang sama Ketum PP IPPAT, Hapendi Harahap, menyampaikan, bahwa Jumlah PPAT seluruh Indonesia sebanyak 21.542 orang. Dari Jumlah itu tervalidasi dan mempunyai akun di mitra ATR BPN sebanyak 20.663. Artinya ada PPAT yang tidak mempunyai akun di mitra ATR/BPN. Hal itu menjadi perhatian serius dari Kementerian ATR/BPN dalam beberapa rapat banyak mengusulkan agar yang tidak memiliki akta dan akunnya tidak aktif, ditarik SK nya. Inilah yang menjadi tantangan yang harus dijawab bersama-sama.
Dalam kesempatan itu, HH menambahkan bahwa PP IPPAT mempunyai sikap dan program bahwa PP IPPAT masa bakti 2021-2024 ini adalah bertekad untuk menjalankan AD/ART secara murni dan konsekuen termasuk melaksanakan kode etik secara murni dan konsekuen.
“Kami berharap harus juga menjadi pelopor yang terdepan dalam membudayakan dan berperilaku yang santun, beretika, taat hukum termasuk taat AD/ART,” ungkapnya.
Sedangkan Wakil Gubernur, Emil Dardak, hadir memberikan sambutan sekaligus membuka pelaksanaan konferwil Jatim kali ini.
Dirinya menyimak dengan seksama apa yang disampaikan ketua pengwil Jatim dan ketum IPPAT. “Dari tadi saya menyimak dengan seksama apa yang dipaparkan oleh ketua ippat jatim dan bapak ketum ippat pusat dan menarik kalau kita cermati dinamika yang dihadapi dalam menegakkan marwah profesi PPAT ini” terangnya.
Disimpulkannya seluruh PPAT di Jatim ini masih aktif mengabdi untuk masyarakat di Jatim. Kenapa dikatakannya mengabdi?, karena jika berbicara soal tanah bagi seorang kalau harta apa yang paling berharga adalah Properti tanah. Itulah bagian dari seseorang merasa sudah mencapai titik stabilitas di dalam hidup. Rata-rata orang ingin punya tanah, ingin punya rumah. Jadi segitu mulianya tempat tanah di dalam kehidupan seseorang, maka pengesahan dan perlindungan terhadap hak atas tanah ini adalah perlindungan terhadap harta terbesar bagi setiap insan yang ada di bumi ini terutama di Indonesia khususnya di jatim.
Jadi menurutnya profesi yang sangat mulia jika dijalankan secara istiqomah, secara jujur, secara baik dan secara adil tentunya eksitensi IPPAT dan PPAT itu sendiri kembali, bagaimana marwah organisasi itu dijaga. Karena eksistensi IPPAT penting bagi pemerintah, kalau organisasinya banyak, mana yang jadi pegangan?, karena fungsi dari organisasi profesi sebenarnya adalah advokasi terhadap apa yang menjadi upaya menjaga marwah profesi, etika yang harus ditegakkan sebagai anggota dari profesi PPAT termasuk profesionalisme.
“Saya sebagai Wakil Gubenur Jatim mendo’akan semoga PPAT tetap ada dan mendampingi kita semua”, harapnya.
Pemprov Jatim harus optimisi menatap 2022 yang lebih cerah. Oleh karena itu kehadiarannya memberikan pesan singkat harus optimis, tahun 2022 sebagai tahun mengakselerasi upaya kebangkitan dan pemulihan ekonomi.
“Dan kami yakin dalam upaya kita meningkatkan kesejahteraan dan memulihkan kesejahteraan rakyat ada PPAT sebagai mitra kami disitu,” tutup Emil mengakhiri sambutannya sekaligus membuka acara konferwil Jatim IPPAT dengan memukul gong sebagai tanda diresmikannya acara pembuka.
Dalam acara pembuka, 35 ketua pengda sejatim memasuki acara membuka pelaksanaan konferwil Jatim selaku presidium dalam rapat pleno. Bertahap seluruh rangkaian acara disampaikan termasuk memimpin jalannya pengesahan korum dan tata tertib rapat.
Berdasarkan ketentuan AD/ART IPPAT, sidang terpaksa harus di skorsing karena kehadiran anggota tidak terpenuhi. Sehingga Presidium menetapkan skorsing selama 1 jam dan diisi dengan Updrading mengenai Dimensi Perlindungan Hukum bagi PPAT dan Budaya Organisasi IPPAT dengan narasumber dari Direktur Kriminal Umum Poda Jatim, Kombes Totok Suharyanto, Dewan Kehormatan Pusat IPPAT, Dr. Pieter Latumenten, SH., MH., Spn dan Dewan Kehormatan Jatim IPPAT, Bambang Heru Djuwito, SH., MH., dengan moderator Whimpry Suwigjo, SH.
Selain itu beberapa tampilan dari pengda-pengda dan Notarius Band mengisi ruang hiburan disela-sela pelaksanaan konferwil Jatim.
Setelah skorsing dicabut, Presidium kembali membuka rapat pleno membacakan dan mengesahkan tata tertib rapat, LPJ Ketua Pengwil Jatim periode 2019-2021, dan LPJ MKW IPPAT Jatim periode 2019-2021. Lalu menyampaikan kepada forum hasil penetapan rakerwil Jatim dimana Dr. Isy Karimah Syakir sebagai calon Ketua pengwil Jatim IPPAT periode 2021-2024 dan Bambang Heru Djuwito, Gatot Tri Waluyo dan Siti Anggraeni Hapsari sebagai calon MKW IPPAT periode 2021-2024.
Dari semua anggota forum rapat pleno yang hadir tersebut menyetujui apa yang menjadi hasil dalam rakerwil untuk disahkan dalam sidang pleno. Dimana calon-calon tersebut terpilih untuk pengurus IPPAT Wilayah Jatim periode 2021-2024. Dengan keputusan itu, akhirnya Isy Karimah Syakir terpilih kembali menjadi ketua Pengwil Jatim yang selanjutnya PP IPPAT melantik dan mengesahkan pengurus baru tersebut.
Sekapur sirih Isy yang terpilih sebagai Ketuwil Jatim IPPAT, menyampaikan,” Saya hari ini telah dilantik sebagai ketua pengwil Jatim IPPAT periode 2021-2024 dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan serta amanah yang telah diberikan kepada saya. Buat saya amanah itu adalah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang tentunya mempunyai tanggung jawab dunia dan akhirat.
Tanpa dukungan dari semuanya, tidaklah mungkin saya dapat menjalankan roda organisasi ini dengan baik. Dan marilah kita semuanya untuk saling mengoreksi diri diantara kita tentu masih rasa salah paham atau perbedaan pendapat dan tentunya saling koreksi dan introspeksi diri kita selesaikan secara kekeluargaan. Sebagai kalimat Jatim Rukun saklawase tidaklah hanya sebagai jargon, tetapi merupakan sikap dan bagian dari etika berorganisasi. Sedulur-dulurku saklawase, saya berusaha bekerja sepenuh hati untuk melayani anggota, menjalankan program-program yang ada dan menjadikan kita bersatu, berjaya, dan maju bersama”. (AF/DN)