Opini

YANG KALAH MESTI RESEK

Bagikan Ke

halonotariat.id – Dalam setiap pelaksanaan Pemilu, yang kalah selalu merasa dicurangi oleh pemenang, yang notabene didukung oleh penguasa. Itu lagu lama yang terus diputar sebagai hiburan patah hati. Melow banget.

Di sebagian besar belahan dunia pelaksanaan pemilu dikendalikan oleh penguasa. Siapa mampu melawan penguasa yang mengendalikan instrumen negara begitu besar?

Kemudian yang kalah dalam kontestasi – seperti Pemilihan Presiden – mencoba menunjukkan pada pendukungnya bahwa dia kalah oleh kecurangan yang dilakukan pihak lawan. Orang patah hati memang sering tidak rasional. Itu lumrah.

Kelumrahan ini dilandasi oleh pemikiran yang berusaha bijak dalam memahami proses pendewasaan bangsa dan negara atas undang undang yang justru didesain oleh politisi di parlemen pusat.

Jika saja ada celah yang bisa dimainkan ya seperti itulah efek politiking. Begitulah akibat permainan politik yang menyembunyikan agenda rahasia demi suatu kepentingan pribadi maupun partainya. Kan tidak ada yang sempurna dalam perekayasaan.

Yang kalah selalu mencari pembenaran dengan cara apapun. Tapi kan pemegang kedaulatan di tangan rakyat. Jika pemilih memberikan hak suaranya pada kandidat yang berhasil memikat kepercayaan rakyat, perlawanan apapun tidak akan berarti.

Coba tidak menggunakan pikiran konfrontatif tapi lebih pada pikiran bijak dalam membaca kehidupan maka apa yang terjadi hanya suatu kesementaraan. Pendewasaan bangsa dan kemapanan menejemen pemerintahan dalam mengelola negara, keduanya bergerak step by step. Hanya pikiran bijak yang bisa memahami pendewasaan bangsa dan negara.

Suara sumbang itu hanya kembang pikiran yang belum tentu akarnya menyentuh tanah dan air, mangkanya cepat layu apalagi laku di pasaran politik. Cuma dapat tepuk tangan setengah kamar. Itupun kamar kos-kosan. Jadi lumrah kalau tidak bisa dipercaya karena mereka sekadar masturbasi pikiran. Tidak lebih.

Baca Lainnya:  Berdiri Sejak 1987, Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan Sertipikat Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo

Rokimdakas

Bagikan Ke

Redaksi
the authorRedaksi
error: Dilarang Copas !!