BeritaDaerahWilayah

5 Hal Ideal Calon Ketua Pengwil IPPAT Jawa Tengah

Sri Sulastri, SH, M.Kn, Candidat Doktor

Bagikan Ke

Purworejo, halonotariat.idAda filosofi menarik bagi warga Jawa Tengah (Jateng). Yakni Slogan “Jateng Gayeng”. Sepertinya kalimat tersebut biasa saja, namun ternyata memiliki makna yang mendalam sebagai makna Jateng yang selalu kompetitif dengan orang-orang inteleks dan berkualitas, visioner serta berkemajuan.

Berikut tanggapan dan harapan salah satu tokoh PPAT, Sri Sulastri, SH, M.Kn, Candidat Doktor yang berhasil dimintai keterangan oleh halonotariat.id di lapangan, usai mewawancarainya baru-baru ini.

Menurut PPAT asal Kabupaten Purworejo ini mengatakan, pantas jika Jateng dalam kancah berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, memiliki track record yang gemilang dan selalu menyumbangkan kepemimpinan di tingkat Nasional, bahkan Internasional.

Jateng sebagai barometer central of java, mempunyai selera kepemimpinan yang berkualitas tinggi dan terukur. Termasuk pada Konferensi Wilayah (Konferwil) IPPAT Jateng yang rencana akan digelar di The Sunan Hotel, Kota   Surakarta padahari Sabtu, 23 Oktober 2021 mendatang.

Masyarakat Jateng secara umum lanjutnya tidak terkecuali para anggota organisasi seperti Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Jateng selalu menentukan syarat dan kriteria kepemimpinan yang ideal dan berkarakter tinggi.

Ada 5 hal yang disyaratkan untuk menjadi pemimpin dalam organisasi Pengurus Wilayah (Pengwil) IPPAT Jateng. Yaitu Popularity, Acceptability, Electability, Intelectual, dan Experience.

Lebih lanjut Riri panggilan akrab dirinya disapa menerangkan, Popularity artinya dikenal dan disukai publik (plublic majority) atau mayoritas anggota organisasi, sesuai dengan kebutuhan organisasi pada umumnya dan dari sisi keilmuannya mudah dipahami calon pemilih (anggota): karakternya disukai dan dikagumi calon pemilih (anggota).

Kemudian Acceptability artinya dapat diterima, dapat diterima dalam kompetisi pemilihan, ukurannya kapasitas dan kualitasnya. Kapasitas didasarkan data kuantitatif dan terukur alias punya modal social atau punya modal pendukung dan punya modal finansial alias trust). Kualitas didasarkan skill atau kemampuan baik dari pendidikan atau implementasi gagasan untuk organisasi.

Baca Lainnya:  Evaluasi Kanwil BPN Provinsi Sumsel, Fokus pada Data PTSL

Lalu Electability artinya tingkat keterpilihan kepemimpinan meyakinkan, semua terukur dan sesuai dengan criteria pilihan (Laku dijual). Elektabilitas bias diterapkan orang (seberapa besar dukungan secara personal). Elektabilitas calon pemimpin organisasi berarti tingkat keterpilihan di mata anggota organisasi cukup signifikan untuk memenangkan kompetisi.

Sedangkan Intelectual artinya mempunyai ide-ide dan gagasan yang visioner dan mudah diterjemahkan (mempunyai kemampuan public speaking) serta diimplementasikan. Selalu ada gagasan-gagasan yang segar (update) untuk kepentingan kemajuan organisasi dan anggotanya.

Dan terakhir organizational experience artinya seorang calon pemimpin harus mempunyai pengalaman dalam organisasi sekelasnya (se-level). Dan akan mempunyai nilai lebih, jika didukung oleh pengalaman organisasi pemerintahan atau politik. Kepemimpinan ideal selalu dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki pengalaman lintas organisasi.

Riri yang kini tengah menempuh pendidikan S3 di PTIK Polri tersebut, menguraikan lagi, Calon Ketua Pengwil IPPAT Jateng kedepan mesti dituntut mempunyai talenta sebagai pemimpin. Pengalaman dari berbagai bidang organisasi, bahkan lintas organisasi, professional dan berintegritas tinggi, serta bersih dari penyimpangan-penyimpangan birokrasi (selalu konsisten menentang pungli dan suap).

Selain itu juga, dirinya memiliki power untuk melindungi anggota dari kriminalisasi PPAT yang selama ini menjadi momok dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai PPAT.

“Jika anda seorang pemilih yang  cerdas dan pandai membaca sikon (situasi dan kondisi), maka sudah barang tentu tahu sendiri jawaban apa, yang  akan anda pilih dikotak bilik suara dalam Konferwil IPPAT Jateng di Kota Solo nanti. Awas jangan salah pilih, sebelum menyesal dibelakang hari.  Sebab oragnisasi tidak dibutuhkan pencitraan belaka, yang terpenting kerja nyata, bisa  “ngayomi” dan bisa “ngayemi” seluruh anggotanya,” pungkas Riri menutup perbincangannya.  (ZN/Red)

admin
the authoradmin
error: Dilarang Copas !!