Surabaya, halonotariat.id – Semarak Ramadhan ke-5 NMI Korwil Jatim gelar Pengajian umum dan buka puasa bersama keluarga emeritus Notaris/PPAT Surabaya, Alm. Abdurrochim di Masjid Baiturrahim (4/4/2023).
Masjid Baiturrahim merupakan Masjid yang didirikan 2 tahun yang lalu oleh istri dari alm. Abdurrochim yang bernama Hartini Abdul Kadir, yang dipersembahan untuk suami.
“Dia (suami) meninggalpun masih menafkahi saya. Makanya ini Masjid saya wakafkan, diberinama Baiturrahim, persembahan untuk suami saya,” terang Hartini.
Diceritakan bahwa dirinya merasa bersalah pada suami. Dimana waktu itu, dirinya mengenyam pendidikan Kenotariatan sampai lulus. Namun sang suami tidak mengijinkannya praktek karena saat ujian tidak diperbolehkan suami ngerpek (mencontek-red).
“Sakit hati saya selama setahun lebih. Namun ternyata, saat itu, saya diajari kejujuran yang luar biasa. Sehingga saya beli tanah ini diberi kemudahan rejeki, saya suka mengerjakan bagian lelang. Jadi kalau ada bank yang mau lelang itu saya sudah tahu biasanya saya beli dulu. Terus ini Masjid saya persembahkan untuk suami saya,” tuturnya.
Masjid ini masih dalam tahap pembangunan terus dan pembangunan ini disampaikannya memang santai dibantu sama teman-teman, sama insan mulia bulanan dengan sekedarnya tanpa koar-koar minta sumbangan.
Dengan luas 400m², masjid ini sudah 2 kali melaksanakan sholat tarawih, namun di tahun ini, baru bisa melaksanakan penuh sholat wajib 5 waktu dan Sholat Jum’at berjamaah. Dimana bangunan lantai 1 digunakan untuk parkir dan lantai 2 untuk beribadah sholat, pengajian dan lain-lain.
Pada hari ke-13 bulan Ramadan 1444 H ini, NMI Korwil Jatim berkesempatan melaksanakan pengajian umum bersama ustadz Sikin Abu Rajab, dengan tema Ramadhan dan produktifitas. Dimana sebelumnya telah melaksanakan buka puasa bersama, Shalat Magrib berjamaah dilanjutkan dengan Sholat Isya dan Tarawih bersama.
Dalam Tausiyahnya, ustadz Sikin menyampaikan 4 hal penting dari QS. Ali Imron 102. Yaitu (1) Allah kabarkan kenikmatan dan kebahagiaan hidup di dunia. Ke-2, Allah menunjukkan bahwa bagaimanapun kenikmatan hidup didunia itu belum puncak, karena ada kenikmatan yang lebih besar, yaitu kenikmatan hidup di Akhirat. Ke-3, ayat ini mengajarkan jangan sampai kita terjebak dan terpedaya oleh kenikmatan di dunia, karena bagaimanapun kita mencintai kenikmatan didunia ini, mau-tidak-mau pasti akan berpisah dan dibatasi dengan kematian.
Oleh karena itu, yang ke-4, dirinya berpesan,” jangan sampai dalam hidup ini, kita menjadi orang yang tidak beruntung. Jangan sampai kita kehilangan kesempatan untuk meraih kenikmatan dan kebahagiaan didunia maupun di akhirat”. (Den/red)