Surabaya, halonotariat.id – Halal bi Halal serta Pengajian dan Pengukuhan Pengurus NMI Korwil Jawa Timur, dilaksanakan di Masjid Al-Akbar Surabaya pada Minggu (21/5/2023) dengan menghadirkan Ustad muda dari Bogor yang viral, Koh Dennis Lim, dikenal pernah menjadi Bandar Judi hingga hijrah mendalami islam dan aktif berdakwah.
Diawali pembacaan ayat suci Al-Qur’an (Q.S: Al-Hujurat 10-12) oleh Abdul Hamid, SH., MKn (Pasuruan) dengan saritilawah Cahyono, SH., MKn (Gresik) sejenak suasana para jamaah terdiam, menghayati terjemaahan ayat-ayat itu.
“Sesungguhnya Orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat …”
Ketua Panitia Pelaksana Achmad Muin, SH.,MKn., mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendonasikan waktu, biaya dan tenaga akan terselenggarakannya acara ini, serta kehadiran dari para Pengurus, anggota dan jamaah.
Dalam sambutannya, Ketua NMI korwil Jatim, Abdul Rozak, SH., menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan oleh NMI Korwil Jatim.
“Yang pertama adalah pengukuhan Pengurus periode 2022-2025, kedua Pengajian yang disampaikan oleh ustad Koh Denis Lim dengan tema Mencari Kebahagiaan Hidup dan ketiga ditutup dengan Halal bi halal,” ucapnya.
Keterwakilan 25 pengurus yang hadir dari Para pengurus harian dan 10 bidang pengurus NMI Korwil Jatim, langsung dikukuhkan oleh ketua terpilih konferwil NMI Korwil Jatim, Abdul Rozak, SH.
Acarapun dilanjutkan dengan tausiyah dari ust. Koh Denis Lim, yang mengangkat tema Mencari Kebahagiaan Hidup.
Definisi bahagia, menurut Koh Dennis Lim adalah kondisi apapun yang bisa mendekatkan kita pada Allah.
“Selama ini hidup dari akil baligh sampai detik ini, jujur, lebih banyak mengejar keinginan diri sendiri atau keinginan Allah?”, tanyanya.
Ternyata bahagia itu, menurutnya bukan pada apa yang kita suka, tapi pada apa yang Allah suka.
Disinggungnya sedikit waktu saat masih sebagai bandar judi, salah satu pelajaran terbaiknya diperlihatkan hal-hal yang menurut orang itu adalah sumber-sumber kebahagiaan, tapi yang sudah punya itu semua pun tidaklah lebih bahagia.
“Makin besar kita dikenalkan yang namanya dunia, rasanya populer, rasanya punya harta dan jabatan, sengaja atau tidak sengaja kita membiarkan itu semua menjadi pesaing-pesaing Allah di hati kita,” ungkapnya. (Den)
