Surabaya , halonotariat.id – Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan menyelimuti acara Halal Bi Halal yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah Surabaya Ikatan Notaris Indonesia (INI) dan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT), bertempat di Mahameru Restauran Surabaya. Dengan mengusung tema “Tingkatkan Kepedulian Untuk Mempererat Persaudaraan”.
Acara ini menjadi wadah silaturahmi antar anggota serta memperkuat semangat kolektif dalam menjalankan profesi yang berintegritas. Dihadiri oleh berbagai tokoh penting dan keluarga besar INI-IPPAT Pengda Surabaya.
Dalam sambutannya, Ketua Pengda Surabaya INI, Justiana, SH., menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kehadiran semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini. Beliau juga menyampaikan bahwa momen Halal Bi Halal adalah momentum reflektif dan penuh makna.
“Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan rahmat, kesehatan, keselamatan, dan keberkahan kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat dan berbahagia pada sore hingga malam hari ini,” ujar Justiana.
Ia juga menyampaikan penghormatan khusus kepada Majelis Pengawas Daerah Surabaya, Dewan Kehormatan Daerah Surabaya, Dewan Pakar dan para Penasehat, juga emiritus Serta kehadiran istimewa Ustadz Drs. H. Sodikun Abdul Karim, SH., M.Kn., yang memberikan tausiyahnya.
Dalam tausiyahnya, Ustadz Sodikun menyampaikan bahwa Allah SWT telah menyediakan surga bagi orang-orang yang sabar, mampu menahan amarah, serta senantiasa memberi kepada sesama, bahkan dalam kondisi kesempitan.
Beliau menegaskan bahwa salah satu kunci rizki dan keberkahan hidup adalah kemampuan menahan amarah.
“Ketika seseorang mampu menahan marah, rizki akan mendekat. Namun jika marah itu diluapkan, rizki akan menjauh,” ungkapnya.
Ustadz Sodikun juga mengingatkan bahwa memaafkan sesama adalah ciri orang-orang yang dicintai Allah. Meskipun konsep Halal Bi Halal bukan berasal langsung dari dalil khusus, namun semangat saling memaafkan dan menjalin silaturahmi adalah bagian dari nilai-nilai Islam yang luhur.
“Meminta maaf tidak harus menunggu Syawal atau momen Idul Fitri. Ketika bersalah, segeralah minta maaf kapan pun itu,” ujarnya.
Beliau juga menyinggung esensi puasa Ramadhan yang sejatinya merupakan proses pendidikan jiwa. “Banyak orang berpuasa tapi hanya mendapatkan lapar dan haus, tanpa memperoleh pahala maupun nilai pendidikannya. Ini terjadi jika setelah Ramadhan mereka kembali pada kebiasaan buruk seperti mencela, memfitnah, atau bersikap sombong,” jelasnya.
Menutup dengan Kebersamaan
Acara ditutup dengan sesi ramah tamah, hiburan dari anggota INI-IPPAT, serta foto bersama. Suasana penuh keakraban dan kekeluargaan menjadi bukti bahwa semangat persaudaraan di antara Notaris dan PPAT Surabaya terus terjaga.
Dengan semangat silaturahmi dan spiritualitas yang dibangun dari acara ini, diharapkan seluruh anggota dapat terus meningkatkan integritas, profesionalisme dan kepedulian sosial dalam kehidupan pribadi maupun profesi. (Rnd)